Friday, August 22, 2014

Mungkin Hanya Tentang Aku / Kita

Ironi. Kita bagai dua manusia yang tersesat pada rimba risau. Gamang menimbang ketidakpastian. Mencoba berdamai dengan kenyataan. Menanti di penghujung harapan. Tapi benarkah ini tentang kita? Mungkin saja ini hanya tentang aku - seseorang yang berusaha menjadi setara. Pencari celah kata diantara tatapan haus makna. Pemilik mulut yang memaksa mencipta suara senada. Penyair yang sibuk meniti arti sajak diujung pena. Lalu melukis ilusi yang tak berwujud di batas logika.

Hey! Benarkah bahwa kau dan aku sama? Atau itu hanya fatamorgana yang kulihat di gelagat. Yang menderu gema dari bisikan suaramu, hingga kubuntuti diam-diam tanpa kau tahu.

Entah bagaimana. Jejakmu telah tertinggal di sudut hati tanpa penghuni ini. Tempat yang barangkali akan menyubur. Hanya menunggu untuk disirami. Namun sebab ini hanya tentang aku, dan halusinasi yang mencuat melewati batas pikiran. Bukan tentang kau, terlebih kita. Maka dapatkah kau urai bimbangku dalam satu rangkai kata? Kata yang berkuasa merobohkan angkuh alam semesta.  Kiranya aku tak perlu menerka dimana kau dan aku akan bertemu tawa. Membiarkannya menyusut oleh sebuah kata KITA. bicaralah! Aku menunggu...