Tuesday, July 14, 2015

Kembali - Pulang

Dan kelak..
Ke sanalah aku akan pulang
Tempat asing yang menjamuku beramah tamah
Walau senyap selalu bercengkrama dalam diam, mengesankan tentangmu,
Serupa antara ada dan tiada

Dan nanti..
Aku pasti akan datang
Seperti hujan yang berkali-kali jatuh
Kembali menjadi awan dan jatuh lagi

Tak ada lagi yang harus kuubah
Karena aku telah berada di batas akhir
Aku akan pulang, sayang
Mengikuti batinku
Jauh berlalu

Namun sekejap
Biarlah langkah tak beranjak
Berhenti sejenak
Menghirup sekitar
Hanya sebentar
Demi memenuhi segaris tekat
Aku akan menoleh
Barangkali ada yang tersisa di balik perangai

Dan akhirnya
Beginilah adanya
Sedih tak selamanya menghadiahkan buruk rupa
Dan suka tak selalu menyisakan tetes lega.

Aku harus pulang, sayang..
Ke dalam damai hatinya
Yang kemudian menuntunku kembali
Pulang ke dalam jati diri.

SA

Wednesday, May 6, 2015

Petiklah Kami (Wanita) Dengan Seizin Tuhan

Aku tidak tahu persisnya kalian tinggal
Aku hanya tahu tempat tumbuh kalian hamparan tanah sajadah
Yang menjadikan dedaunan selalu menghijau
Sekali pun musim berganti memanas dan seketika berubah menjadi dingin
Walaupun hanya baru bisa menangkap harum surgamu
Tak mengapa,
Karena aku telah mencukupkan hatiku sendiri
Dengan doa yang tak tersangsikan lagi beningnya
Untuk kuteguk sepenuh kekhusyuan rindu lillaahi ta’ala,
Aku tahu warna-warni kalian dari kabar mata hati
Seperti tahunya kalian terhadap rasa kalian masing-masing
Warna kalian bukanlah warna cinta dan rindu buatan
Atau  warna harapan asal-asalan
Kalian telah menegaskan isyarat
Petiklah kami dengan Seizin Tuhan

AM

Friday, May 1, 2015

My Silence

My silence means I'm tired of fighting and now, there is nothing left to fight for..
My silence means I'm tired of explaining to you but now, I don't have much energy to explain them anymore..
My silence means I have adapted to the changes in my life and I don't want to complain..
My silence means I'm on a self healing process and I'm trying to forget everything I ever wanted from you..
My silence means I'm just trying to move on gracefully with all my dignity..

Saturday, April 25, 2015

Jangan Bertanya

Jangan bertanya ini apa
Ini hanyalah asa yang melayu

Jangan bertanya ini apa
Ini hanyalah lembar resah yang mengering

Jangan bertanya ini apa
Ini hanyalah rangka kusut yang tak selesai

Jangan bertanya ini apa
Ini hanyalah lusuh yang tak lagi rapi

Jangan bertanya ini apa
Ini hanyalah langkah yang menghilang

SA

Untukmu

Untukmu yang sedang Tuhan sempurnakan
Tak ada yang tau kapan kita akan bertemu
Tak ada yang tau dimana takdir akan bertegur sapa
Tidak nabi, sekalipun malaikat
Dan kita sama-sama tak pandai mencuri kesempatan
Sebab kita manusia yang hanya mampu menunggu

Untukmu yang Tuhan jaga dalam ridho-Nya
Ketahuilah bahwa disini aku tengah berbenah diri
Menjadi layak dari milyaran kemungkinan untukmu
Sementara kuwakilkan salam pada-Nya lewat sekat malam
Tentang bagaimana detik pertemuan kita akan tiba
Tentang jawaban yang kuharap terjadi lewat mimpi

Satu nama telah menyatu dalam doa pada sujudku
Meski hadirmu terasa samar dalam kasat mata
Bahkan rupamu tak pernah pasti di antara ingatan

Untukmu yang menjadi misteri
Aku memang tak secantik Mariam
Bahkan tak sepandai Siti Khadijah
Namun berusaha menjadi halalmu dari sekarang
Hingga Jannah menjadi saksi kita mendatang

SA

Thursday, April 23, 2015

Seandainya

"Seandainya kita lebih berperan dibandingkan waktu - Seandainya rasa datang pada tempat yang semestinya."

SA

Sunday, April 19, 2015

"Paling tidak jadilah perhentian yang menyenangkan, sisanya biar bagaimana Tuhan."

-A-

Wednesday, April 8, 2015

Biar Aku

Ya... Aku menyukainya!
Cinta yang hanya sebuah ide.

Tentang apa dan bagaimana,
biar saja aku imajinasikan sendiri.
Tentang siapa dan mengapa,
biar aku yang memilihnya sendiri.

Kita telah sama-sama dewasa, kan?

A.N

Wednesday, March 4, 2015

Kadang aku bertanya apa yang salah?
Sebab waktu berlalu begitu cepat dan perlahan di sekitar kurasa tak sama lagi.

SA

Sunday, March 1, 2015

Rapuh

"Sebab ku sayang dia,
  Sebab ku kasihi dia,
  Sebab ku tak rela,
  tak selalu bersama
  Ku rapuh tanpa dia
  Seperti kehilangan arah."

A.M

Saturday, January 31, 2015

Jejak Kata

Dan jejak-jejak kata tentangmu masih tersisa di halaman ini.
Sajak yang telah kurangkai penuh spasi.
Patahan-patahan kata yang tak bersuara.

Ada sesuatu yang sepertinya ingin lepas.
Mengalir di sela-sela jemari kita.
Sesuatu yang selalu kuindahkan.
Ketidakpastian yang memungkinkan.

Ada sesuatu yang tak pernah jelas.
Seperti rupa yang tak berwujud nyata.
Tapi ini yang mulai kita rindukan, bukan?
Keraguan yang akan segera kuasingkan.

Dan barangkali sepantasnya kau tahu,
Mencintaimu, haruslah menjadi "aku"
Mencintaiku, mestinya menjadi "kau"
Mencintai adalah "kita"
Mencintai tidaklah "mereka"

SA

Wednesday, January 7, 2015

Ya Allah, terimakasih telah mengajarkan banyak hal hari ini :))))

Saturday, January 3, 2015

Hujan Kemarin

Di tempat ini, sayang, kisah kita dimulai
Merelakan kesombongan alam menguji kita
Menyisipkan lipatan kisah yang sudah-sudah

Hujan kemarin..
Mengapa ia datang bersama kabut?
Hujan yang membuatmu bertahan di sini
Namun kabut mengharuskan kakimu melangkah dengan pasti

Hujan kemarin...
Apakah membuatmu takut?
Karena seharusnya ia mencipta pelangi, bukan mengundang badai

Hujan kemarin...
Apakah membuatmu bosan?
Sejak detik-detik yang berganti pada arlogi, lebih menarik perhatianmu
Yang barangkali menekan untuk pergi bersama waktu, bersama keputusan

Hujan kemarin...
Melarutkan angan kita bersama genangan
Satu dari kisah yang terbuang

Namun bagiku,  tak pernah ada yang salah.
Pertemuan kita di ruang hampa yang tak sengaja
Lebih-lebih hanya semesta yang belum mengerti
Hanya rasa yang perlu dikenali

Di hujan kemarin,
Aku meminta pada Tuhan
Memohon kiranya  memberikan kita kesempatan, menjatuhkan hujan di esok hari kemudian

SA

Thursday, January 1, 2015

Mungkin Nanti

Mungkin ada saatnya tangisku akan pecah.
Ketika sesal menjelma menjadi kau dan memelukku.
Entah dari mana.
Entah kapan.

Kelak akan kukais serpihan dinding yang mengukir kisah kita.
Di tempat yang tak pernah orang-orang tau.
Bagian dunia yang mulai kau tinggalkan tanpa keraguan.
Jalan setapak yang tak lagi meninggalkan jejak kita di sana,
tapi semilir angin datang memberi isyarat padaku.

Kau tak lagi di tempatmu biasa menunggu, katanya.
Membiaskan bayang beribu rupa yang harus kucari satu persatu, nantinya.

Apakah hukum alam memang begitu?
Merobohkan yang tadinya terlihat kokoh.
Meleburkan apa yang menjadi keyakinan.
Jiwa mungkin tak dapat terobati oleh rintihku, dan haruskah kusadari ini sejak awal?
Lalu mengizinkan keadaan lebih berperan kali ini.

Mungkin saja iya benar.

Mungkin nanti.

Mungkin juga tidak.

SA