Saturday, December 27, 2014

Sesaat

Kau terlalu pandai untuk merangkai  aksara kata demi kata.
Terlalu hebat menyoal kisah bertema suka bahkan duka.
Selayaknya Desember yang menggilai hujan dan sepantasnya api yang merindu tungku.
Jelmamu membuai lamunanku sesaat.
Tentang bagian yang tak dapat kucerna dengan akal sehat.

Aku telah luluh lumpuh penuh peluh disini.
Walau dingin lebih dulu mengenalkan diri tanpa permisi.
Dan hujan lebih menarik daripada tetes embun yang menyesap lalu pergi.

Aku ingin kau hadir.
Menyerupa wujud seorang pejuang.
Memberi sedikit senang, pun jua tenang.
Hingga masanya tiba.
Hingga kita sendiripun akan lupa.
Ada rasa yang pernah singgah diantara senyum.
Ada separuh jiwa yang pernah terbawa.
Lalu aku akan membiarkanmu hilang dalam sekejap.
Hingga aku tak mampu  lagi untuk menatap.
Aku akan membiarkan sosokmu pudar
Bersama mentari yang perlahan mulai berpijar
Namun sesaat saja
Biarkan aku bermimpi tentang hari-hari kita nanti.
Yang akan abadi atau sekedar ilusi.

SA

Wednesday, December 24, 2014

Akhir

"Tanpa sengaja, celah bertemu lelah, menyapa sendiri, mengabaikan angan, meyakini ragu, melupakan resah - dan pergi. "

SA